Trembesi (Samanea saman) merupakan jenis pohon berkayu cepat tumbuh yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis tinggi. Dikenal sebagai mahkota rindang serta akar tunggan yang kuat, tanaman ini sangat cocok diterapkan dalam program penghijauan, agroforestri, hingga konservasi tanah.
Oleh karena itu, membudidayakan trembesi secara sistematis mulai dari penyiapan benih hingga penanaman lapangan perlu dikuasai secara teknis. Tahapan-tahapan tersebut akan dibahas dalam uraian berikut, dengan pendekatan yang sesuai dengan kaidah silvikultur dan manajemen persemaian.
Perlakuan Benih untuk Memicu Perkecambahan
Sebelum ditanam, biji trembesi harus melalui proses perlakuan awal guna mempercepat dan menyeragamkan proses kecambah. Secara alami, biji trembesi memiliki dormansi akibat kulit bijinya yang keras.
Oleh karena itu, diperlukan metode skarifikasi untuk memecah dormansi tersebut. Terdapat dua cara perlakuan yang umum dilakukan, antara lain:
- Biji direndam dalam air bersuhu 80°C selama 1–2 menit menggunakan air dengan volume lima kali lipat dari volume benih, kemudian dikeringkan.
- Setelah itu, biji direndam kembali dalam air hangat bersuhu 30–40°C selama 24 jam.
Proses ini terbukti meningkatkan persentase kecambah secara signifikan, bahkan dapat mencapai 90–100% apabila lingkungan semai juga mendukung. Dalam waktu 3–5 hari, biji akan mulai menunjukkan tanda-tanda skarifikasi, seperti retakan kulit dan pertumbuhan radikula.
Penaburan Benih
Setelah mengalami perlakuan awal, benih dapat ditaburkan di media semai. Siapkan media berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan rasio 3:1:1. Campuran ini mampu menjaga kelembapan dan memiliki porositas yang baik untuk pertumbuhan akar awal.
Kemudian, benih diletakkan pada larikan dangkal dengan kedalaman sekitar 2 cm, lalu ditutup tipis menggunakan media yang sama. Penaburan pun harus dilakukan pada pagi atau sore hari agar tidak terjadi penguapan berlebihan. Lokasi semai baiknya diberi naungan untuk menjaga suhu tetap stabil.
Penyapihan Benih
Kecambah trembesi mulai siap dipindahkan setelah berumur 10-14 hari atau ketika tinggi tanaman mencapai 15-30 cm dan panjang akar sekitar 10 cm.
Bibit yang memiliki diameter batang minimal 5 mm sebaiknya diprioritaskan karena lebih tahan terhadap angin dan hujan.
Setiap bibit harus Anda pindahkan ke polybag berukuran 10x20 cm yang telah diisi media tanam serupa dengan media semai.
Kantong polybag harus memiliki lubang-lubang kecil di bagian samping sebagai jalur drainase. Polybag kemudian ditempatkan di area yang terlindungi dari paparan sinar matahari langsung.
Pemeliharaan Bibit
- Bibit yang telah disapih memerlukan pemeliharaan rutin agar tumbuh sehat dan siap tanam. Beberapa kegiatan penting yang harus dilakukan meliputi:
- Penyiraman dilakukan dua kali sehari menggunakan nozzle halus, khususnya pada masa awal adaptasi di polybag.
- Pemupukan diberikan secara berkala. Larutan pupuk kandang fermentasi dengan tambahan TSP (15 kg per drum) bisa digunakan sebagai pupuk cair. Dosis umum sekitar dua sendok makan setiap dua minggu sekali.
- Penyiangan dilakukan manual agar gulma tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
- Penyulaman diberlakukan jika terdapat bibit mati atau tumbuh kerdil agar populasinya tetap seragam.
- Pengendalian hama seperti semut, cacing tanah, serta jamur, perlu diperhatikan dengan penggunaan pestisida alami bila memungkinkan.
- Seleksi akhir dilakukan menjelang pengangkutan ke lokasi tanam. Bibit dengan batang kokoh, daun hijau segar, serta tinggi minimal 30 cm dianggap layak tanam.
Penanaman Trembesi di Lapangan
Penanaman dilakukan setelah musim hujan mulai tiba, ketika kondisi tanah cukup lembap untuk mendukung perakaran. Lubang tanam disiapkan dengan ukuran 30×30×30 cm dan diberi pupuk dasar secukupnya. Bibit ditanam secara tegak, media tumbuh dari polybag dibiarkan tetap menyatu dengan akar agar tidak terjadi stres tanam.
Lubang ditutup rapat dan tanah di sekitarnya dipadatkan ringan. Penanaman sebaiknya mengikuti ajir yang telah dipasang sebelumnya agar jarak tanam tetap teratur. Jarak ideal antara pohon trembesi umumnya berkisar 4×4 meter.
Sumber: http://bpprejotangan.blogspot.com