Meski kurang populer dibanding jenis sengon lainnya, Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum menawarkan keunggulan agronomis dan nilai kayu yang cukup tinggi di pasar industri.
Kecepatan tumbuh, adaptasi di tanah miskin hara, serta kualitas kayu yang keras menjadikannya pilihan strategis untuk budidaya jangka panjang.
Oleh karena itu, pemahaman teknis dari awal perlu diperhatikan agar hasil budidaya mampu membentuk tegakan berkualitas.
Tahap Awal, Penanganan Benih dan Teknik Penaburan
Sebelum memulai penyapihan, proses penaburan harus dilakukan secara tepat. Tujuannya untuk memperoleh kecambah yang sehat, kuat, dan tumbuh seragam.
Persiapan ini meliputi pemilihan benih unggul serta media tanam yang bersih. Namun, benih Sengon Buto memerlukan perlakuan awal untuk memecah dormansi. Dua metode bisa digunakan;
- Mengikir kulit benih dekat titik tumbuh lalu merendamnya dalam air dingin selama 24 jam
- Merendam benih dalam larutan H₂SO₄ pekat selama 35 menit, kemudian dibilas hingga bersih menggunakan air mengalir
Selanjutnya, media tabur disiapkan dari campuran pasir dan tanah halus dengan perbandingan 1:1. Media ini dimasukkan ke dalam bedeng tabur yang terbuat dari bahan bambu atau kayu beratap rumbia, dengan tinggi naungan bagian depan 75 cm dan belakang 50 cm. Ketebalan media sekitar 10 cm.
Penaburan dilakukan dalam larikan sedalam 2 cm dengan jarak antar larikan 5 cm. Supaya pertumbuhan merata, benih ditabur secara hati-hati tanpa saling tumpang tindih. Setelah 14 hari, kecambah biasanya telah siap untuk disapih ke kantong semai.
Proses Penyapihan, Pindah Tanam ke Kantong Plastik
Setelah mencapai usia sapih, kecambang ditanam satu per satu ke dalam kantong plastik berukuran 10 x 20 cm yang telah dilubangi pada beberapa sisi untuk sirkulasi udara.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah subur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Jika tekstur tanah cukup gembur, porsi pasir dapat dikurangi.
Kemudian, kecambah ditanam sedalam seperempat bagian kantong dan diletakkan di area yang teduh, terlindungi dari sinar matahari langsung.
Naungan alami seperti jerami atau daun kelapa dapat digunakan sebagai atas sementara. Fase ini sangat krusial, sebab menentukan keberhasilan adaptasi benih ke lingkungan tumbuh barunya.
Langkah Pemeliharaan Bibit di Persemaian
Selama masa pembesaran bibit, kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara intensif. Ada enam tindakan penting yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan bibit:
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore menggunakan nosel penyiram. Apabila cuaca sangat panas atau bibit dipindah dari naungan ke ruang terbuka, volume penyiraman perlu ditambah.
2. Pemupukan
Nutrisi diberikan dalam bentuk larutan pupuk “gir”. Larutan ini dibuat dari pupuk kandang dan air dalam drum, ditambah 15 kg TSP. Setelah difermentasi selama tujuh hari, larutan ini siap digunakan dengan dosis dua sendok makan tiap dua minggu sekali.
3. Penyulaman
Bibit yang mati atau tumbuh abnormal segera disulam agar tidak tertinggal jauh dari bibit lainnya.
4. Penyiangan
Gulma disingkirkan satu per satu dengan tangan atau alat bantu sederhana. Akar bibit harus dijaga agar tidak terganggu selama proses ini.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama seperti semut, tikus, rayap, serta penyakit dari cendawan harus dicegah sejak dini. Pengendalian dilakukan secara fisik maupun kimiawi, dengan memperhatikan ambang batas ekonomis.
6. Seleksi Bibit
Bibit yang sehat dan memiliki pertumbuhan baik diprioritaskan untuk dipindah ke lapangan. Sementara itu, bibit yang kurang baik tetap dirawat hingga siap tanam dengan mutu setara.
Tahapan Penting Sebelum Penanaman Lapangan
Berbagai persiapan perlu Anda lakukan demi mendukung adaptasi awal tanaman sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Beberapa pekerjaan awal ini meliputi:
1. Pembuatan dan Pemasangan Ajir
Ajir dari kayu atau bambu sepanjang 0,5 hingga 1 meter digunakan untuk menandai lokasi tanam. Pemasangannya mengikuti jarak tanam yang direncanakan.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang dibuat tepat pada posisi ajir dengan ukuran standar 30 × 30 × 30 cm. Jarak tanam disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan tegakan.
3. Pengangkutan Bibit
Bibit diangkut dua tahap: dari persemaian ke lokasi penampungan, lalu dari penampungan ke titik tanam. Penanganan dilakukan secara hati-hati agar media tidak hancur dan akar tidak rusak.
Teknik Penanaman di Lapangan
Penanaman dilakukan saat musim hujan telah mulai dan curah hujan merata. Kantong plastik dilepas dengan hati-hati, lalu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak lurus.
Akar tidak boleh terlipat dan media tanam tetap dipertahankan menyatu. Setelah dimasukkan, lubang ditutup kembali dengan tanah galian dan ditekan pelan-pelan di sekitar leher akar.
Penanaman harus dilakukan oleh tenaga kerja yang terlatih untuk memastikan tidak ada kesalahan teknis yang merugikan pertumbuhan tanaman.
Sumber: http://www.gogreen.web.id