Sengon laut (Paraserianthes falcataria) merupakan jenis tanaman cepat tumbuh yang banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan kayu ringan. Karena itu, teknik budidayanya perlu dijalankan secara tepat sejak dari benih.
Persiapan Awal Penaburan Benih
Sebelum memasuki fase penyapihan, tahapan penaburan benih memiliki peran penting dalam menjamin kualitas kecambah. Oleh sebab itu, penyiapan sarana harus dilakukan dengan cermat agar benih mampu berkecambah secara sehat serta menghasilkan bibit unggul.
Adapun media tabur dibuat dari campuran pasir dan tanah subur dengan perbandingan 1:1. Media ini kemudian dimasukkan ke dalam bak tabur berukuran 5 x 1 meter yang dilengkapi atas dari daun rumbia atau jerami.
Tinggi naungan bagian depan disarankan 75 cm, sedangkan bagian belakang 50 cm. Selanjutnya, media diisi setebal 10 cm dan harus dipastikan bersih dari sampah serta kotoran.
Setelah melalui perlakukan awal untuk memecah dormansi, benih ditabur pada larikan sedalam 2 cm dengan jarak antar larikan 5 cm. Sebaiknya benih tidak ditabur rapat supaya pertumbuhan tidak saling tumpang tindih.
Waktu penaburan paling tepat sekitar pagi atau sore hari guna menghindari penguapan berlebih. Dalam kurun waktu 7 hingga 10 hari saja, benih akan mulai berkecambah dan siap untuk masuk ke tahap berikutnya.
Proses Penyapihan
Tahapan penyapihan dilakukan begitu kecambah menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Dalam proses ini, kantong plastik berukuran 10 x 20 cm disiapkan terlebih dahulu dan dilubangi di beberapa sisi untuk mendukung drainase.
Selanjutnya, media tanam diisi menggunakan campuran tanah subur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan seimbang. Apabila tanah sudah cukup gembur, jumlah pasir dapat dikurangi.
Setelah media dimasukkan setinggi ¾ bagian kantong, kecambah ditanam dengan posisi tegak dan hati-hati agar akar tidak rusak.
Bibit kemudian ditempatkan di bawah para-para beratap jerami atau daun kelapa untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.
Perlakuan intensif selama masa awal ini menjadi juru kunci keberhasilan pertumbuhan bibit hingga siap tanam di lapangan.
Pemeliharaan di Persemaian
Selama masa pemeliharaan, terdapat beberapa kegiatan utama yang wajib dilakukan secara rutin. Penyiraman menjadi rutinitas pokok yang dilaksanakan pagi serta sore hari, menggunakan nozzle agar semprotan air menyebar lembut.
Pada kondisi cuaca panas sekalipun atau saat perpindahan dari tempat teduh ke area terbuka, frekuensi penyiraman dapat ditingkatkan lagi.
Untuk kebutuhan nutrisi, pemupukan dilakukan menggunakan larutan pupuk kandang fermentasi atau biasa disebut “gir”. Campuran ini dibuat dengan mencampurkan pupuk kandang dalam drum berisi air, ditambah pupuk TSP sebanyak 15 kg, kemudian didiamkan selama 2 minggu sebelum digunakan.
Dosis pemupukan yang diberikan sekitar 2 sendok makan per 2 minggu. Bibit dianggap siap tanam ketika telah mencapai tinggi antara 70 hingga 125 cm atau sekitar umur 6 bulan.
Apabila terdapat bibit yang mati atau pertumbuhannya terhambat, maka penyulaman harus segera dilakukan. Penyiangan gulma juga perlu dilakukan secara hati-hati dengan mencabut satu per satu menggunakan alat pencungkil, tanpa mengganggu akar bibit.
Terdapat pula beberapa hama yang kerap menyerang bibit di antaranya semut, tikus, rayap dan cacing. Sedangkan penyakit biasanya disebabkan oleh cendawan.
Oleh karena itu, penting rasanya untuk selalu menjaga kebersihan areal persemaian agar gangguan tersebut dapat diminimalkan.
Selanjutnya menjelang masa tanam, dapat dilakukan seleksi bibit untuk memastikan hanya bibit sehat dan seragam yang dipindahkan ke lapangan.
Menentukan Lokasi dan Sarana Pendukung
Sebelum memulai penanaman, kegiatan awal di lapangan mencakup:
- Pembuatan ajir
- Pengolahan tanah
- Dan penyiapan lubang tanam
Ajir berfungsi sebagai penanda lokasi tanam, dibuat dari bilah bambu atau kayu sepanjang 0,5 hingga 1 meter dan dipasang mengikuti jarak tanam yang direncanakan. Ukuran lubang tanam sendiri berkisar 30 x 30 x 30 cm dan harus digali tepat di posisi ajir.
Pengangkutan bibit ke lokasi tanam dilakukan secara bertahap. Pertama dari persemaian ke penampungan sementara, kemudian dari penampungan ke lokasi tanam di lapangan.
Proses pemindahan ini wajib untuk dilakukan secara hati-hati supaya media tanam tetap utuh dan akar tidak terlipat atau patah.
Langkah Akhir dari Fase Pembibitan
Penanaman idealnya dilakukan pada awal musim hujan, terlebih pada saat curah hujan mulai merata. Sebelum bibit dimasukkan ke lubang tanam, kantong plastik harus dilepas secara perlahan.
Bibit kemudian ditempatkan tepat di tengah lubang dan ditimbun kembali dengan tanah galian, lalu dipadatkan pada bagian leher akar. Pastikan juga posisi bibit tetap tegak agar pertumbuhannya tak terganggu.
Sistem tanam dapat dilakukan secara tumpangsari maupun tunggal. Bila dilakukan secara tumpangsari, maka jenis tanaman sela perlu disesuaikan dengan kondisi lahar agar tidak bersaing secara ekstrem dengan tanaman pokok.
Pemeliharaan Lapangan
Setelah bibit ditanam di lapangan, langkah selanjutnya yakni pemeliharaan agar tanaman muda dapat berkembang menjadi tegakan yang berkualitas. Beberapa pekerjaan penting meliputi:
- Penyulaman: dilakukan saat ditemukan tanaman mati atau tumbuh buruk. Sebaiknya dilaksanakan pada pertengahan musim hujan agar benih sulaman memiliki peluang tumbuh yang baik.
- Penyiangan: bertujuan menghilangkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan. Gulma harus dicabut secara menyeluruh agar tidak terjadi kompetisi dalam hal air dan nutrisi.
- Pendangiran: dilakukan hanya bila tanah tampak padat atau daya serapnya rendah. Area pendangiran dibuat dengan jari-jari sekitar setengah meter dari batang pokok.
- Pengendalian hama dan penyakit: dapat dilakukan secara fisik seperti memotong bagian yang terinfeksi, maupun secara kimiawi dengan dosis yang disesuaikan agar tidak melewati ambang bahaya.
- Seleksi dan penjarangan: ditujukan untuk mengatur jarak antar pohon demi menjaga keleluasaan tajuk dan memacu pertumbuhan batang yang lurus serta bebas cacat.
Sumber: http://www.gogreen.web.id