Mahoni dikenal luas karena nilai komersial kayunya sangat tinggi, struktur batang lurus, serta daya tahan terhadap pelapukan.
Karena itulah, banyak rimbawan memilih mahoni sebagai komoditas utama dalam pengembangan hutan rakyat, penghijauan kawasan marginal, dan pemulihan ekosistem tropis.
Untuk memastikan hasil panen yang bernilai tinggi, budidaya mahoni memerlukan tata kelola yang tepat sejak tahap persemaian.
Mulai dari pemilihan biji, pengolahan media tanam, penyapihan, hingga pemeliharaan pasca tanam, seluruh proses harus dilakukan secara sistematis dan sesuai kaidah teknis lapangan.
Persiapan Media dan Penaburan Biji
Pertama-tama, kegiatan budidaya mahoni diawali dengan penaburan biji pada media semai. Media tabur terdiri dari campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 2:1, lalu disaring menggunakan kawat berukuran 2 mm untuk menghasilkan tekstur yang seragam.
Selanjutnya, media ini perlu disterilkan agar terbebas dari bibit penyakit maupun hama yang merusak tanaman.
Bedeng tabur dibuat setinggi ±1 meter dari permukaan tanah agar sirkulasi udara lebih baik dan kelembaban tetap terjaga.
Kemudian, benih ditanam tanpa sayap dengan posisi bagian tebal menghadap ke bawah. Jarak tanam antar biji paling bagus 2 x 1 cm pada bedeng ukuran 5 x 1 meter.
Selain itu, naungan disiapkan menggunakan plastik UV atau paranet untuk menjaga suhu dan mencegah penguapan secara berlebih.
Sebagai alternatif, penaburan juga dapat dilakukan langsung pada kantong plastik yang telah dilubangi di bagian bawah dan samping.
Metode ini menghilangkan tahapan penyapihan, tetapi memerlukan penyulaman jika benih tidak tumbuh. Prosedur penyiraman harus dilakukan secara rutin dan hati-hati agar media tetap lembab tanpa menyebabkan busuk akar.
Tahapan Penyapihan Bibit
Setelah sekitar lima hari sejak penaburan, benih mulai berkecambah. Ketika kecambah mencapai umur 2-3 minggu dan telah memiliki 2-4 helai daun, bibit siap dipindahkan ke dalam polybag berukuran 8 x 15 cm.
Media tanam untuk polybag disarankan berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 7:2:1. Adapun proses penyapihan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Pencabutan semai dilakukan secara hati-hati agar akar tidak patah
- Penanaman dilakukan tegak lurus dan akar tidak melipat
- Bibit tidak boleh terluka saat penanganan
- Pemindahan dilakukan pagi atau sore hari di bawah naungan
Selanjutnya, bibit diletakkan di bawah pelindung cahaya sekitar 50% hingga mencapai tinggi ±25 cm atau berumur ±6 bulan.
Pemeliharaan Bibit di Persemaian
Setelah penyapihan, bibit masih memerlukan perawatan intensif. Kegiatan utamanya meliputi:
- Penyiraman dua kali sehari menggunakan sprayer bertekanan rendah agar tidak merusak daun
- Penyiangan gulma secara rutin dari kantong plastik
- Pemupukan awal menggunakan NPK dicampurkan ke media tanam sebanyak 1 gram per polybag
- Pemupukan lanjutan dilakukan setiap bulan dengan dosis yang sama
Tahapan Penanaman di Lapangan
Sebelum penanaman, bibit diseleksi untuk memilih:
- Bibit yang sehat
- Batang berkayu
- Batang berdiameter lebih dari 2 mm
Selanjutnya, bibit dibiarkan beradaptasi di tempat transit selama dua hingga tiga hari sebelum dibawa ke lapangan.
Proses pengangkutan harus dilakukan secara aman untuk menjaga kelembapan dan keutuhan media tanam.
Penanaman sebaiknya dilaksanakan di awal musim hujan. Saat ditanam, kantong plastik dilepas secara perlahan agar media tetap utuh. Bibit kemudian dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun, dan dipadatkan secukupnya.
Pola tanam bisa dilakukan dengan sistem tumpangsari atau monokultur. Pada sistem tumpangsari, petani dapat menanam tanaman sela seperti kemlandingan di antara larikan pohon utama.
Perawatan Mahoni di Lahan Tanam
Pemeliharaan pasca tanam wajib dilakukan secara konsisten supaya pohon mahoni tumbuh menjadi tegakan berkualitas. Beberapa praktik utama yang perlu diperhatikan antara lain:
- Penyulaman dilakukan 1–2 bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman mati, serta dilakukan kembali saat tanaman berumur 1–2 tahun
- Penyiangan dan pendangiran dilakukan minimal tiga kali setahun. Penyiangan pada dua tahun pertama dilakukan menyeluruh, sedangkan pendangiran difokuskan di sekitar batang utama dengan jari-jari 0,5 meter
- Pemupukan dilakukan berdasarkan analisis tanah, menggunakan dosis dan jenis pupuk yang sesuai kebutuhan lahan
- Pengendalian hama dan penyakit dilakukan baik secara fisik (pemangkasan bagian yang terserang) maupun kimiawi dengan pestisida selektif
Sumber: http://bpprejotangan.blogspot.com