Gmelina (Gmelina arborea) merupakan salah satu jenis tanaman kayu cepat tumbuh yang banyak dimanfaatkan untuk bahan baku industri mebel dan pulp.
Dikenal karena pertumbuhannya yang pesat serta kualitas kayunya yang ringan dan kuat, Gmelina menjadi opsi populer dalam dunia kehutanan dan agroforestry.
Diperlukan pemahaman menyeluruh tentang teknik pembenihan, penyemaian, hingga penanaman dan pemeliharaannya supaya hasil dari budidaya Gmelina maksimal dan optimal.
1. Pengumpulan Benih Gmelina
Langkah pertama dalam budidaya Gmelina dimulai dari proses pengumpulan benih. Buah Gmelina yang siap dipanen akan ditandai dengan warna kulit yang berubah menjadi hijau kekuningan dan ukuran buah sekitar 2-3 cm.
Satu buah Gmelina mengandung 2-3 biji dan dalam 1 kg benih biasanya terkumpul hingga 1.000 hingga 2.000 buah batu, atau setara dengan 2.000 hingga 3.500 biji.
Tak hanya mengumpulkan saja, tetapi Anda perlu menjaga kualitas benihnya. Untuk menjaga kualitas benih, sebaiknya buah dipungut langsung dari permukaan tanah hutan. Hindari memungut buah yang sudah membusuk atau berwarna coklat karena kualitas bijinya cenderung menurun.
2. Proses Ekstraksi Benih
Setelah dikumpulkan, benih Gmelina perlu diekstraksi dari kulit buahnya. Proses ini dapat dilakukan secara manual, salah satunya dengan menginjak buah hingga pecah atau bisa juga menggunakan alat seperti blender rumahan, mirip seperti proses pengupasan biji kopi.
Langkah ini sangat perlu dilakukan secara hati-hati supaya biji di dalam tidak ikut rusak, karena biji yang cacat dapat mengurangi daya tumbuh.
3. Penyimpanan Benih
Untuk mempertahankan daya kecambah benih dalam jangka panjang, pengeringan menjadi hal paling penting. Benih sebaiknya dijemur selama dua hari hingga kadar air turun hingga sekitar 5-8% saja.
Setelah kering, benih dikemas dalam wadah kedap udara seperti plastik, lalu disimpan pada ruangan berpendingin dengan suhu 18 hingga 20 °C. Dengan metode penyimpanan ini, benih dapat bertahan hingga 12 bulan dengan daya berkecambah mencapai 60%-70%.
4. Uji Viabilitas dan Perkecambahan
Uji viabilitas bisa dilakukan untuk memastikan benih masih hidup dan dapat tumbuh optimal. Salah satu metode sederhananya yaitu uji TZ (tetrazolium klorida).
Jadi, benih direndam dalam larutan TZ 0,5% selama tiga jam. Benih yang viabel akan berwarna merah muda merata, bila lebih dari 10% bagian biji berwarna putih, maka benih dianggap kurang layak.
Selain itu, untuk hasil yang lebih akurat lagi, Anda dapat melakukan pengujian X-radiography. Metode ini menggunakan pencitraan sinar-X untuk memastikan bahwa embrio dan endosperm berkembang sempurna tanpa kerusakan fisik atau tanda-tanda infeksi.
Setelahnya, benih yang layak kemudian bisa langsung disemai ke dalam media tanam.
5. Media dan Teknik Persemaian
Proses penyemaian Gmelina sebaiknya dilakukan di bawah naungan dengan intensitas cahaya 50%. Media tanam yang dianjurkan adalah campuran dari:
Tanah : Pasir : Kompos = 7 : 2 : 1
Setiap 1 meter persegi media semai bisa ditambahkan pupuk TSP satu sendok makan untuk menunjang pertumbuhan awal.
Gunakan polybag berukuran 10,2 x 15,2 cm, dan pastikan setiap biji ditanam dengan posisi lubang biji menghadap ke atas, sedalam dua pertiga panjang biji. Dengan metode ini, pertumbuhan akan lebih optimal dan bibit tidak terhambat dalam berkecambah.
Bibit Gmelina akan tumbuh kuat dan siap dipindahkan ke lahan tanam setelah berumur sekitar 3 bulan.
Budidaya Gmelina memerlukan ketelitian sejak dari pemilihan benih hingga tahap persemaian. Jika setiap tahapan dijalankan dengan benar, maka peluang keberhasilan dalam menghasilkan kayu Gmelina berkualitas tinggi akan sangat besar.
Sebagai penyedia benih unggul, RajaBenih siap membantu Anda dalam menyediakan benih Gmelina berkualitas dan media tanam terbaik untuk menunjang pertumbuhan optimal sejak dini.
Sumber: Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia, Balai Teknologi Perbenihan, Dephut RI