Gaharu dikenal sebagai komoditas bernilai tinggi karena aromanya yang khas dan manfaatnya dalam berbagai industri parfum, obat-obatan, hingga yang sifatnya religius.
Oleh karena itu, budidaya pohon gaharu menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan, terutama jika dilakukan dengan cara yang tepat sejak awal pembenihan.
Penting untuk memahami tahapan-tahapan budidaya supaya hasilnya lebih optimal. Tahapannya bisa Anda ketahui sebagai berikut;
1. Perbanyakan Melalui Biji
Proses budidaya gaharu umumnya diawali dengan perbanyakan melalui biji. Biji diambil dari buah gaharu yang sudah cukup matang. Biasanya dalam satu buah terdapat 1 hingga 3 biji dan umumnya menghasilkan dua biji per buah.
Setelah biji dipanen dari pohon induk, biji tersebut dikeringanginkan terlebih dahulu. Ketika buah sudah pecah secara alami, semua biji yang keluar dapat disemaikan. Langkah ini menjadi awal penting dalam membentuk bibit gaharu yang sehat dan kuat.
2. Tahapan Penyemaian Biji
Setelah biji siap, proses penyemaian dapat segera dilakukan. Langkah-langkahnya meliputi;
- Membersihkan biji dari kotoran agar tidak terkena jamur atau bakteri.
- Menyiapkan media semai dengan campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1:1:1.
- Menyemai biji di bedengan persemaian atau langsung ke dalam polibag. Biji ditabur merata lalu ditutup tipis dengan tanah setebal 1 cm.
- Menyiram secara rutin menggunakan sprayer setiap hari agar kelembaban tetap terjaga.
- Menutup bedengan dengan plastik transparan. Setelah biji berkecambah dan muncul 3–4 helai daun, plastik dapat dibuka.
- Memindahkan bibit ke polybag setelah memiliki 3–4 daun, menggunakan media tanam tanah dan kompos (1:1).
- Menempatkan bibit di lokasi yang teduh, seperti di bawah paranet atau pohon penaung, dengan intensitas cahaya sekitar 60%.
Bibit dapat dipelihara hingga mencapai tinggi sekitar 30 cm sebelum ditanam di lapangan terbuka.
3. Teknik Penanaman Gaharu di Lapangan
Ketika bibit telah siap, langkah selanjutnya yaitu penanaman di lahan. Gaharu memiliki sifat fisiologis toleran terhadap naungan di fase awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, keberadaan pohon penaung sangat diperlukan.
Lahan perlu disiapkan dengan pola jalur berjarak 3 hingga 6 meter. Jalur ini dibersihkan selebar 1 meter, sementara pohon atau semak di sekitar jalur dibiarkan sebagai penaungan alami. Lubang tanam juga perlu dibuat berukuran 30x30x30 cm.
Selain itu, penting untuk menyesuaikan jumlah pohon penaung agar bisa menahan sekitar 50% cahaya matahari. Gaharu sangat disarankan ditanam pada awal musim hujan, sehingga bibit memiliki cukup waktu untuk tumbuh sebelum menghadapi musim kemarau yang lebih keras.
4. Pola Tanam yang Disarankan
Karena gaharu membutuhkan naungan, pola tanam harus disesuaikan. Ada dua pendekatan utama yang bisa diterapkan:
- Sistem perkayaan jalur: menggunakan pohon penaung yang sudah tumbuh secara alami di area tersebut.
- Pola hutan campuran: menanam pohon penaung jenis cepat tumbuh bersamaan dengan gaharu, baik di hutan rakyat maupun hutan produksi.
Dengan adanya pohon penaung, maka iklim mikro akan terbentuk secara alami. Hal ini akan meningkatkan kelembaban dan menurunkan suhu udara serta intensitas cahaya, terutama saat musim kemarau. Pola ini sangat cocok diterapkan di daerah beriklim kering seperti Nusa Tenggara.
5. Pemeliharaan Tanaman Gaharu
Pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan budidaya gaharu, terutama di masa awal pertumbuhan hingga terbentuknya tegakan hutan. Ada dua fase utama dalam pemeliharaan:
A. Pemeliharaan Tanaman Muda
- Dilakukan sejak bibit ditanam di lapangan hingga tajuk tanaman mulai menutup. Aktivitas pemeliharaan mencakup:
- Penyulaman: Mengganti bibit yang mati, dilakukan dua kali yaitu saat tahun tanam dan tahun berikutnya.
- Penyiangan: Membersihkan gulma di sekitar tanaman, idealnya dilakukan dua kali setahun atau disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan gulma.
- Pendangiran: menggemburkan tanah agar akar tanaman mendapatkan oksigen. Biasanya cukup dilakukan satu kali setahun.
B. Pemeliharaan Tegakan
Setelah pohon mulai tumbuh tinggi dan tajuk mulai menutup, pemeliharaan fokus pada:
- Pemangkasan dan penjarangan pohon penaung agar cahaya dan ruang tumbuh cukup untuk pohon gaharu.
- Penjarangan pohon gaharu itu sendiri, terutama jika tumbuh terlalu rapat, untuk menghindari persaingan yang berlebihan.
Penjarangan bisa juga dilakukan bersamaan dengan proses inokulasi (infeksi buatan) pada pohon gaharu yang akan ditebang, sehingga hasilnya bisa langsung dimanfaatkan sebagai kayu gaharu berkualitas.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, mulai dari penyemaian, penanaman, hingga pemeliharaan yang tepat, peluang keberhasilan Anda dalam menghasilkan gaharu berkualitas akan semakin tinggi.
Jika Anda membutuhkan benih gaharu berkualitas atau media tanam terbaik, kunjungi kami di RajaBenih, mitra terpercaya untuk pertanian unggulan Indonesia.
Sumber: Surata, I Komang. 2006. Teknik Budidaya dan Produksi Gaharu. Litbang Kehutanan Bali-Nusa Tenggara. Kupang.