Jual Benih Kacang CM (Calopogonium Mucunoides)
Pengelolaan ekosistem lahan yang berkelanjutan, khususnya pada wilayah-wilayah dengan tingkat degradasi tinggi seperti lahan bekas tambang, lereng rawan erosi, dan kebun-kebun baru, tentu saja memerlukan pendekatan vegetatif yang efisien dan tepat guna.
Salah satu solusi yang semakin mendapat tempat dalam praktik kehutanan dan reklamasi ekologis yaitu penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa, terutama jenis Calopogonium Mucunoides (CM).
Tanaman tersebut dikenal dengan kemampuan adaptif yang tinggi, kecepatan tumbuh agresif, serta kontribusinya terhadap peningkatan kualitas tanah dan mikrohabitat.
Ciri-ciri Calopogonium mucunoides
Calopogonium mucunoides termasuk dalam kelompok tanaman merambat dari famili Fabaceae. Tanaman ini memiliki batang lunak dan berbulu dengan daun majemuk trifoliate berukuran sedang.
Pertumbuhannya menjalar dan dapat menutup tanah dengan sangat rapat dalam kurun waktu yang sangat singkat. Akarnya pun tumbuh menyebar ke permukaan tanah yang menjadikan tanaman CM efektif dalam menahan erosi, terutama di lahan miring atau bekas tebangan.
Selain itu, terdapat keunggulan secara biologis CM yang mempunyai kemampuan melakukan fiksasi nitrogen melalui akar yang bekerja sama dengan bakteri Rhizobium.
Dalam sistem agroforestri maupun kehutanan, keberadaan tanaman Calopogonium mucunoides sangat membantu memperbaiki kondisi tanah sebelum dilakukan penanaman pohon utama.
Fungsi dan Manfaat dalam Rehabilitasi dan Perkebunan
Benih CM memiliki peran penting dalam manajemen lahan karena fungsinya sebagai tanaman penutup tanah yang efisien.
Pada lahan bekas tambah atau perkebunan muda, CM digunakan untuk mengurangi kehilangan tanah akibat limpasan air hujan.
Tumbuhan ini akan membentuk kanopi di permukaan yang akan menekan pertumbuhan gulma, sehingga dapat mengurangi kebutuhan penggunaan herbisida.
Selain itu, CM akan secara alami memperbaiki kesuburan tanah melalui proses fiksasi nitrogen. Proses ini berlangsung di akar untuk meningkatkan kadar nitrogen tanah dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Serasah yang dihasilkan dari daun dan batangnya akan memperkaya bahan organik tanah seiring waktu. Dengan begitu, benih CM juga dimanfaatkan sebagai hijauan ternak, walaupun penggunaannya perlu disesuaikan dengan kondisi spesifik karena kandungan taninnya cukup tinggi.
Kondisi Tumbuh Ideal
Tanaman ini memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi tanah dan iklim tropis. Namun, pertumbuhan optimal dapat dicapai jika tanaman pada lokasi dengan ciri sebagai berikut:
- Curah hujan tahunan di atas 1.200 mm
- Suhu udara berkisar antara 22 hingga 32 derajat Celcius
- Ketinggian lokasi mulai dari dataran rendah hingga 1.000 meter di atas permukaan laut
- Jenis tanah yang sesuai antara lain tanah lempung berpasir atau tanah marginal bekas tambang
- Drainase tanah perlu baik karena CM tidak toleran terhadap genangan berkepanjangan
- Nilai pH tanah sebaiknya berada antara 4,5 sampai 6,5
Teknik Penanaman Benih CM
Budidaya Calopogonium mucunoides dapat dilakukan dengan metode sederhana dan efisien. Langkah awal dimulai dari persiapan lahan, yaitu pembersihan dari sisa semak dan gulma tinggi.
Mengenai pengolahan tanah cukup dilakukan secara ringan agar tidak mempercepat erosi. Kemudian, benih Calopogonium mucunoides yang akan ditanam sebaiknya diseleksi dan dapat diberi perlakuan awal berupa perendaman air hangat untuk mempercepat perkecambahan.
Selanjutnya, penanaman dapat dilakukan secara langsung dengan metode sebar atau dalam barisan. Jarak antar baris disesuaikan dengan luas lahan dan kebutuhan tutupan.
Dalam menebar benih, dosis pemakaian benih berkisar antara 10 hingga 15 kilogram per hektar. Dan perlu Anda perhatikan juga, ada waktu tanam yang paling ideal untuk benih ini, yaitu pada awal musim hujan untuk memastikan ketersediaan air selama fase awal pertumbuhan.
Setelah tanaman mulai tumbuh dan menutup tanah, pemeliharaan relatif rendah. Artinya dalam mengendalikan gulma hanya perlu dilakukan pada fase awal sebelum benih CM membentuk kanopi penuh.
Umur Produktif dan Efektivitas Penutupan
CM tergolong benih cepat tumbuh dan mampu membentuk tutupan tanah dalam waktu 6 hingga 8 minggu setelah benihnya ditanam, tapi tergantung kondisi lokasi.
Tingkat penutupannya ini dapat mencapai 90% pada bulan kedua hingga ketiga. Sementara itu, tanaman Calopogonium mucunoides umumnya bertahan produktif hingga dua tahun di lapangan, meskipun dapat dikendalikan atau diganti tergantung pada tujuan lanjutan proyek.
Peran Strategis dalam Proyek Rehabilitasi Ekologis
Calopogonium mucunoides telah digunakan secara luas pada proyek-proyek besar di Indonesia, antara lain;
- Reklamasi tambang batubara
- Perbaikan daerah aliran sungai
- Kebun komersial pada tahap awal pengembangan
Lebih lanjut, di wilayah Kalimantan dan Sumatera biasanya benih CM ditanam sebagai pionir vegetasi untuk meningkatkan kualitas lahan pascatambang sebelum revegetasi dengan spesies pohon lokal.
Tumbuhan yang tumbuh dari benih CM ini memiliki akar yang rapat, sehingga membantu menstabilkan tanah, sedangkan biomassa yang dihasilkan memberi kontribusi terhadap pembentukan humus permukaan.
Ini masih ada kaitannya dengan lahan perkebunan sawit dan karet, karena benih CM akan membantu menciptakan lingkungan tumbuh yang lebih stabil pada fase awal tanaman belum membentuk tajuk.
Hal ini akan mempercepat regenerasi vegetatif dan juga menekan biaya pemeliharaan kebun secara keseluruhan.